Warren Beffett Mengatakan Faktor Nasib Baik Atau KeberuntunganSangat Berpengaruh, Kalau Lahir di Afghanistan Saya Gagal
Jakarta - Orang yang dianggap sukses kerap mengabaikan faktor nasib baik atau keberuntungan, dalam perjalanan hidupnya. Tidak demikian dengan orang terkaya dunia dan investor terkemuka, Warren Buffett. Pendiri dan CEO Berkshire Hathaway itu, dianggap jeli dalam memburu saham dan perusahaan underestimated (murah). Dia membeli perusahaan itu, memoles kinerjanya jadi makin baik, hingga meraup untung besar. Dalam sebuah pertemuan bisnis dengan para pemegang saham Berkshire Hathaway, Warren Buffett menyebut penentu kesuksesannya bukan semata-mata pendidikan, kerja keras, atau hal sejenisnya. Sejak lama, kakek 91 tahun itu memperkenalkan istilah 'ovarian lotto game'. Istilah yang secara harfiah bermakna 'menang lotere ovarium' itu, dimaknainya sebagai, 'Seperti apa seseorang dilahirkan dan di mana dia lahir'. "Saya dan Charlie Munger (mitra bisnisnya di Berkshire Hathaway), punya peluang sukses 30 kali lebih besar karena lahir di Amerika Serikat," katanya